Mempertegas Karir Jabatan Fungsional

Sumber: EDITORIAL – Improving competitiveness | Philstar.com


“Mengingatkan kepada seluruh jajaran birokrasi untuk fokus dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidang masing-masing di tengah situasi yang sulit dan penuh ketidakpastian” ujar Bapak Presiden RI, yang seringkali kita dengar. Instruksi untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional.

“Mengurangi hambatan prosedural dalam pengambilan keputusan mempercepat proses pengambilan keputusan”

Benar, mengurangi hambatan prosedural dalam pengambilan keputusan dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dan membantu organisasi menjadi lebih responsif. Tantangan global akan kita hadapi, menuntut semua aparatur sipil negara untuk siap menjadi bagian dari daya saing global atau global competitiveness. Kemampuan menghadapi daya saing global menuntut kinerja tinggi.
Sumber: Global Competitiveness Index – Project 'De humane ruimte'

Untuk dicermati pengukuran daya saing ini, terdapat empat indikator yang digunakan dalam mengukur ketercapaian daya saing global di sebuah Negara. Dapat ditinjau dari permasalahan ekonomi, kemudian efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis dan efisiensi infrastruktur. Diperlukan kebijakan untuk mengidentifikasi tantangan dan kekuatan untuk merencanakan strategi kedepan.

Fokus pembahasan indikator efisiensi pemerintahan akan berkorelasi pada reformasi birokrasi. Bersamaan program yang terkait dengan reformasi birokrasi ditekankan oleh Bapak Presiden. Antara lain dengan melakukan penyederhanaan birokrasi yang menghilangkan rantai birokrasi. Menghapuskan eselon 3 dan eselon 4 di lembaga pemerintahan. Mendorong terbangunnya berbagai jabatan fungsional tertentu. Wadah karir yang lebih mengedepankan fungsional desain dan performa kinerja yang mendukung pencapaian target kinerja unit organisasi. Diharapkan mampu tercipta birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif berintegritas dan berkinerja tinggi.

Pilihan karir Jabatan Fungsional harapan terbesarnya memberikan kinerja terbaiknya secara profesional terukur dan transparan. Pada akhirnya akan bermanfaat bagi instansi di tempatnya bertugas. Upaya membangun kinerja suatu jabatan fungsional perlu diiringi dengan pembinaan yang berkesinambungan. Kementerian Agama memfasilitasi 149 rumpun jabatan fungsional untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang agama. Melalui PMA 8/2023 ditetapkan Nilai dan Kelas jabatan fungsional mempertegas karir jabatan fungsional di instansi ini.

Instansi Pembina teknis jabatan fungsional harus berupaya memberikan pembinaan seoptimal mungkin bagi para jabatan fungsional yang dimilikinya. Terutama administrasi kepegawaian maupun pemenuhan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemangku jabatan fungsional. Beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi hambatan prosedural, Pertama melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pengambilan keputusan yang ada. Identifikasi hambatan-hambatan yang memperlambat atau menghambat proses tersebut. Hal ini bisa termasuk birokrasi berlebihan, proses persetujuan yang terlalu panjang, dan komunikasi yang tidak efisien. Kedua, menyederhanakan dan perpendek langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan. Pertimbangkan untuk mengurangi jumlah persetujuan dan revisi yang diperlukan tanpa mengorbankan kualitas dan akuntabilitas. Ketiga, pendelegasian kewenangan lebih kepada tim atau individu yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Dengan memberikan kewenangan, proses persetujuan tidak perlu melibatkan banyak pihak, sehingga mempercepat pengambilan keputusan. Keempat, pemanfaatan teknologi yang ada untuk mendukung proses pengambilan keputusan. dengan menggunakan sistem kolaborasi online untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam proses pengambilan keputusan. Kelima, membangun komunikasi yang baik dan jelas antara semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Jika semua informasi yang diperlukan mudah diakses dan dipahami oleh semua pihak, proses pengambilan keputusan dapat berjalan lebih lancar. Keenam, menetapkan prioritas keputusan yang harus diambil. Fokus pada keputusan yang paling penting dan mendesak, dan jangan terlalu memfokuskan pada detail-detail yang tidak kritis. Ketujuh, dorong kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Melibatkan semua pihak yang relevan dalam diskusi dan perundingan akan membantu meningkatkan pemahaman bersama dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Terakhir, setelah keputusan diambil, lakukan evaluasi terhadap hasilnya. Identifikasi apakah ada hal-hal yang bisa diperbaiki atau dipelajari dari proses pengambilan keputusan tersebut untuk perbaikan di masa mendatang.

Dengan mengurangi hambatan prosedural dan mengadopsi langkah-langkah yang disebutkan di atas, organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan. Keuntungan bagi pemangku jabatan fungsional dimana organisasi dapat memanfaatkannya dengan maksimal. Hal ini akan membantu organisasi menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan dan tantangan yang dihadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar