Kesadaran Kritis, Menuju Indonesia Emas 2045




Pintar, tapi dia menggunakan kepintarannya untuk kepentingan yang dia inginkan. Pada bidang keilmuan, mereka sangat terbuka dari sumber mana saja. Salah satu dasar, kenapa saat itu disebut era emas pada zamannya. Menonjolkan karakter atas sesuatu (etos), penting untuk dihidupkan lagi. Jadi semangat keilmuannya, dukungan pada ilmu, pada zaman itu karya dihargai. Era Emas, menguasai banyak sekali dimensi bidang ilmu. Contoh sederhana, untuk menunjukkan keterbukaan terhadap ilmu, dan dari berbagai ilmu. Rasa ingin tahunya tinggi, etos ilmiahnya tinggi dan terbuka. Akhirnya luas dapat dari mana-mana, dari berbagai bidang. Bayangkan keprihatinan kita saat ini dengan ilmu. Memberikan kecenderungan mencari yang tidak penting. Menafsirkan dengan memberikan label kepada seseorang ataupun kepada orang yang berbeda aliran dan keyakinan.

Pemanfaatan momentum situasi pasrah, disuruh sabar disuruh ngalah. Bukan berarti nasehat untuk sabar dan ngalah ini salah, tapi momennya tidak pas. Sehingga terputus sama sekali dari peradaban jayanya saat itu. Memulai membangkitkan unsur penasaran atau curiosity? Membuat rasa penasaran itu menjadi natural. Setiap orang bisa berpikir, dan ingin tahu macam-macam. Menyajikan media orang berpikir terbuka, sangatlah elok. Merumuskan masalah yang harus kita pikirkan. Dalam tataran membekali diri dengan kesadaran kritis, dan lain sebagainya. "Ayo berpikir sistematis, mendalam, metodis, terbuka, dsb." Berpikir mendalam, melakukan latihan refleksi, menumbuhkan kesadaran yang nggak hanya mistis tapi kritis, yang lebih dikenal dengan istilah literasi. 

Kesadaran dari hari ke hari semakin kurang. Menculnya secara tidak sadar, mendahulukan kepentingan dibandingkan tafsiran. Mungkin karena konsekuensi aliran, konsekuensi lembaga atau kepentingan-kepentingan yang lain. Kesadaran membaca, hari ini penting. Mencari suatu fakta menjawab benar apa tidaknya suatu persoalan. Menghindari informasi yang sangat asimetris, yang nggak betul. Mengambil sikap otoritas atau cermin dari otoritas itu sendiri, yang harus diikuti. Otoritas yang bisa menyatukan interpretasi atau penyikapan ke depan, yang bisa membawa narasi kebangsaan kita ke depan semakin keren, Indonesia Emas 2045. Pada saat itu, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Di masa itu, ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar